Thursday, 31 January 2013

Wayan Dendra, Pemulung yang Sukses Jadi Anggota Dewan




Ilustrasi (Foto: Dok Okezone)

SIDOARJO - Hidup sebagai rakyat miskin dirasakan I Wayan Dendra, yang kini menjadi warga Sidoarjo, Jawa Timur, sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Puluhan tahun hidupnya serba kekurangan, namun tidak membuat Dendra patah semangat.

Sifat mandiri dan suka berinovasi membuat Wayan Dendra tumbuh berkembang. Meski akhirnya dia mampu bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan farmasi di Surabaya dengan jabatan penting, namun dilandasi dengan sifat kemandiriannya yang kuat membuat Wayan Dendra meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan dan lebih memilih menjalani profesinya sebagai pemulung.

Dengan hanya berbekal tekad dan keberanian yang kuat, tanpa mengenal rasa malu, putra pertama dari tiga bersaudara pasangan almarhum I Nengah Sateng dan Ni Nyoman Teke ini akhirnya berkecimpung didunia barang bekas.
Meski dibutuhkan tenaga ekstra, Wayan Dendra tetap semangat mendatangi sejumlah pabrik dan pusat perbelanjaan hanya untuk mencari limbah dan sampah bekas yang telah dibuang.

Dengan mendapatkan keuntungan bersih senilai Rp40 ribu pada awal aktivitasnya sebagai pemulung, Wayan Dendra makin bersemangat yang akhirnya membawa dirinya menjadi seorang pemulung yang sukses dan mampu mengumpulkan omzet puluhan juta rupiah per minggunya. Meski harus bekerja dengan menggunakan pakaian apa adanya, bapak lima anak ini sehari-hari tidak malu jika harus berkecimpung dengan sampah dan barang bekas. Berkat keuletan dan kepiawaiannya dalam memilah barang-barang bekas, kini Wayan Dendra mampu menjadi pengusaha barang bekas dengan memiliki tempat usaha di lima kota di Jawa Timur dengan jumlah karyawan lebih dari 50 orang.

Tidak hanya sukses menjadi pengusaha barang bekas yang sukses, pria berusia 53 tahun ini juga menjadi seorang anggota legislatif di Sidoarjo. Melalui pengalamannya sebagai masyarakat miskin selama puluhan tahun, Wayan Dendra mampu merangkul sejumlah kalangan masyarakat yang akhirnya membawa dirinya menjadi salah satu anggota wakil rakyat yang duduk di kursi parlemen di tingkat Kabupaten Sidoarjo.

Kini Wayan Dendra yang menjabat sebagai Ketua DPC Partai Hanura Sidoarjo harus bisa mengemban tugas dan tanggung jawab yang berat, baik sebagai wakil rakyat, tokoh partai dan sebagai koordinator pemulung di Sidoarjo. Karena merasa berangkat dari bawah, Wayan Dendra tidak hanya mengambil keuntungan untuk dirinya pribadi dan keluarga, namun hasil keuntungan dari kerja kerasnya sebagai pemulung juga dia bagikan kepada sejumlah anak yatim dan kurang mampu melalui organisasi dunia UNICEF setiap bulannya.

Meski telah menjadi wakil rakyat dan sukses menjadi pengusaha barang bekas, namun sosok Wayan Dendra kini makin dikenal masyarakat Sidoarjo sebagai seorang pemulung. Disela aktifitasnya sebagai anggota legislative, dia masih mau berkecimpung sebagai pemulung. Dia kini berharap apa yang telah dilakukannya sejak menjadi masyarakat miskin hingga mendapat jabatan dan sukses menjadi pengusaha barang bekas dapat ditiru oleh masyarakat lainnya dengan berbekal semangat dan mengesampingkan rasa malu. Setiap orang bisa mampu menjadi sosok orang yang sukses.
http://news.okezone.com/read/2013/01...-anggota-dewan


I Wayan Dendra
(profil foto)

-------------------------

Di Indonesia itu memang lintas status sosial dari kere menjadi pejabat atau orang kaya, sangat terbuka, asal mau bekerja keras dan ada nasib baik tentunya. Itu contoh lainnya, Roy Suryo, yang tadinya terkenal hanya sebagai pakar pengamat foto-foto bokep, nyatanya yaaa bisa aja menjadi menteri. Itu beda dengan kondisi masyarakat di luar negeri, di AS, di Eropa, di Jepang, di Australia ... akan sangat sulit seseorang itu bisa menerobos dengan cepat ke level status sosial yang lebih tinggi. Bahkan seorang seperti Barack Obama itu, kalau pada akhirnya dia bisa menembus struktur politik 'high class' di negerinya, cukup panjang perjuangan dan perjalanannya menuju kesana, tak seperti dibayangkan orang!

Ada cerita tentang tetangga gua yang kerjanya itu sebagai tukar bakar sate di warung sate. Kariernya tak banyak berubah saat menjadi tukang bakar sate itu, sampai suatu hari dia dimintai tolong pengurus PDIP di kota gua untuk menjadi kader akar rumput PDIP dengan status sebagai tukang pasang baleho dan bendera parpol di pelosok-pelosok kampung dan jalan untuk menghadapi Pemilu waktu itu. Pada Pemilu 1999 lalu akibat partai PDIP itu kekurangan orang, namanya kemudian disisipkan di urut ke 30, urutan ecek-ecek yang kagak bakalan menang. Saat Pemilu 1999 usai dihitung, tak disangka waktu itu PDIP menang mutlak di kota gua, dan tetangga gua yang tukang bakar sate itu, akhirnya dilantik sebagai anggota DPRD Kota selama 5 tahun hingga sampai 2004. Ketika gua tanya ke dia, enak mana jadi anggota DPRD atau menjadi tukang bakar sate ... dengan santainya dia menjawab: "Yaaa jelas, enak jadi tukang bakar sate. Menjadi anggota Dewan, setiap hari selalu ada orang ke saya minta uang. Itu beda saat saya menjadi tukang bakar sate dulu, setiap hari ada saja pembeli yang memberi saya uang sebagai tip!". Wuakakkkk ... dasar tukang bakar sate. Tapi begitulah, gan! Negeri kita itu memang penuh dinamika, romantika dan kejutan dan banyak yang tak masuk akal bisa menjadi kenyataan. Makanya, itulah sebabnya, hidup paling nyaman di muka Bumi ini, yaaa tinggal dan hidup di Indonesia!